Regalia News – Badan Narkotika Nasional (BNN) RI menegaskan komitmennya dalam semangat “War on Drugs for Humanity” melalui pemusnahan barang bukti narkotika serta pengungkapan kasus tindak pidana narkotika dan pencucian uang. Kegiatan berlangsung di Lapangan Parkir BNN dan PT Jasa Medivest, Cikarang, Senin (15/9).
Kepala BNN RI Komjen Pol. Suyudi Ario Seto mengungkapkan, hanya dalam 18 hari pertama sejak dilantik Presiden Prabowo Subianto, BNN berhasil melumpuhkan 11 jaringan narkotika di berbagai daerah strategis. Dari operasi ini, diamankan 53 tersangka, termasuk dua warga negara asing.
“Angka ini bukan sekadar barang bukti, melainkan cermin besarnya ancaman yang dihadapi bangsa. Berdasarkan estimasi, tindakan ini menyelamatkan lebih dari 1,1 juta jiwa dari bahaya narkoba serta mencegah kerugian ekonomi negara Rp130 miliar,” tegas Suyudi.
Sepanjang Agustus–September, BNN menyita total 503,7 kilogram barang bukti narkotika. Rinciannya antara lain sabu 60,2 kilogram, ganja 441,3 kilogram, ekstasi 2.134 butir, kokain 1,3 kilogram, ganja sintetik 80 ml, sabu cair 352 ml, serta bahan kimia prekursor.
BNN juga membongkar laboratorium sabu rumahan, mengamankan vape mengandung narkoba, dan mengusut kasus tindak pidana pencucian uang senilai lebih dari Rp52 miliar di Palembang, Sumatera Selatan.
Dalam kesempatan itu, BNN memusnahkan barang bukti narkotika hasil kasus di 11 provinsi, dengan jumlah antara lain sabu 48,7 kilogram, ganja 387,6 kilogram, ekstasi 2.086 butir, kokain 1,3 kilogram, serta bahan kimia padat dan cair.
Selain upaya represif, Suyudi menekankan pentingnya program rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba serta penguatan Desa Bersinar (Bersih Narkoba) sebagai benteng pencegahan di tingkat desa.
“BNN akan tegas terhadap sindikat, humanis kepada korban, dan transparan kepada publik. Perang melawan narkoba adalah perjuangan kolektif, tidak bisa dilakukan sendirian,” pungkasnya.
Sumber : BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN