Regalia News — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerima para tokoh Gerakan Nurani Bangsa di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (11/9). Pertemuan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh semangat kebersamaan.
Agenda ini menjadi wadah dialog terbuka antara Presiden dengan sejumlah tokoh lintas agama, akademisi, serta pegiat kebangsaan untuk membahas dinamika nasional sekaligus merawat semangat persatuan.
Para tokoh yang hadir dalam kesempatan tersebut di antaranya Sinta Nuriyah Wahid, Quraish Shihab, Pdt. Gomar Gultom, Romo Franz Magnis-Suseno, Omi K. Nurcholis Majid, Lukman Hakim Saifuddin, Erry Riyana Hardjapamekas,
Serta Alissa Wahid, Komaruddin Hidayat, Francisia SS Seda, Laode M. Syarif, Hong Thin, Kamaruddin Amin, Bhikkhu Dhanmasubho Mahathera, Pdt. RD Aloys Budi Purnomo, serta Uskup Antonius S. Bunjamin.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas komitmen para tokoh yang senantiasa memberikan perhatian terhadap isu-isu kebangsaan.
Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dengan masyarakat sipil, khususnya para pemuka moral dan tokoh bangsa, dalam menghadapi tantangan nasional maupun global.
“Pertemuan ini menjadi ruang dialog untuk saling bertukar pandangan. Kita semua memiliki tanggung jawab menjaga demokrasi, memperkuat persatuan, dan memastikan keadilan sosial benar-benar hadir untuk seluruh rakyat Indonesia,” ujar Presiden.
Diskusi yang terjalin menyentuh beragam isu, mulai dari persoalan aktual bangsa hingga perumusan harapan ke depan. Para tokoh menyoroti perlunya pemerintah dan masyarakat bersama-sama membangun masa depan Indonesia yang lebih inklusif.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, serta memperkuat semangat gotong royong. Nilai-nilai tersebut dipandang krusial dalam menjaga keberagaman Indonesia yang menjadi kekuatan bangsa.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemerintah terbuka terhadap masukan dan kritik konstruktif dari berbagai kalangan.
Menurutnya, komunikasi yang sehat dengan elemen bangsa akan memperkaya perspektif dalam merumuskan kebijakan.
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Kita harus bergandengan tangan demi Indonesia yang damai, maju, dan berkeadilan,” tegasnya.
Para tokoh yang hadir pun mengapresiasi kesediaan Presiden untuk membuka ruang dialog semacam ini. Mereka menilai, kepemimpinan yang mau mendengar suara moral bangsa akan menjadi modal penting dalam membangun pemerintahan yang transparan, inklusif, serta berorientasi pada kepentingan rakyat.
Pertemuan ini juga menunjukkan bahwa Istana Negara bukan hanya pusat pengambilan keputusan, tetapi juga ruang silaturahmi bagi berbagai elemen bangsa.
Semangat kebersamaan yang terbangun diharapkan dapat memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintah sekaligus meneguhkan komitmen bersama dalam menjaga Indonesia tetap rukun, damai, dan berkeadilan sosial.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut para menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih.
Sumber : Setkab RI