Regalia News — Pagi ini menjadi saksi sejarah baru dalam perjuangan memerangi Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan penyelundupan manusia di perbatasan timur Indonesia.
Bagian Perbatasan Nasional (Bagbatanas) Divhubinter Polri bersama Australian Federal Police (AFP) memperkuat pengamanan wilayah rawan perlintasan ilegal antara Indonesia dan Australia.
Pertemuan strategis yang digelar di Mapolda NTT dipimpin oleh Wakapolda NTT, dengan dihadiri pejabat utama Polda seperti Karo SDM, Dirsabara, Dirintel, serta delegasi resmi AFP. Agenda ini menegaskan pentingnya kerja sama transnasional yang konkret dan berkelanjutan.Kupang, Selasa (21/10/2025)
Kehadiran Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Henry Novika Chandra, mewakili Kapolda NTT Irjen Pol Rudi Darmoko, mempertegas komitmen Polda dalam misi besar ini.
“Sinergi ini adalah fondasi kita untuk mencapai zero TPPO. Kejahatan transnasional tidak mengenal batas yurisdiksi. Dengan bekerja sama dengan mitra global seperti AFP di bawah koordinasi Divhubinter, kita menutup celah-celah eksploitasi di perbatasan,” ujar Kombes Henry.
Di bawah koordinasi Divhubinter dan Bagbatanas Polri, wilayah NTT kini dibangun sebagai “benteng peradaban” — bukan hanya menindak pelaku kejahatan, tetapi juga memperkuat kapasitas personel dan masyarakat.
Operasi gabungan ini berlandaskan UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian serta prinsip kemanusiaan universal.
Polri juga menggencarkan edukasi publik melalui kampanye dan penyebaran hotline darurat 0812-1234-8600 dan 0857-4720-1999. Poster bertuliskan “Jika Anda Melihat Sesuatu yang Mencurigakan, Laporkan!” kini berfungsi sebagai sistem peringatan dini (early warning system) yang efektif.
Delegasi AFP menyampaikan apresiasi atas komitmen Indonesia melalui Polda NTT dan Divhubinter Polri.
“Kerja sama di Kupang ini adalah tonggak baru dalam melindungi perbatasan dan menjunjung tinggi kemanusiaan. Keberhasilan terbaru dalam penggagalan penyelundupan di perbatasan timur membuktikan bahwa kolaborasi ini menjadi teladan global,” ungkap perwakilan AFP.
Sebagai bentuk penghargaan, Polda NTT bersama Divhubinter Polri memberikan apresiasi kepada personel dan masyarakat yang aktif melaporkan dugaan TPPO.
“Setiap laporan adalah cahaya di ujung terowongan. Dengan profesionalisme dan semangat persaudaraan, Indonesia dan Australia melangkah menuju masa depan zero TPPO,” tambah Kombes Henry.
Wakapolda NTT menegaskan bahwa sinergi ini bukan sekadar langkah taktis, tetapi juga moral.
“Kita tidak hanya menangani kasus, tapi membangun harapan baru untuk dunia yang lebih aman dan manusiawi,” tegasnya.
Keberhasilan sinergi Divhubinter Polri dan AFP di wilayah perbatasan NTT menjadi simbol kebangkitan moral dalam menghadapi tantangan global.
Kupang kini bukan hanya kota pelabuhan, tetapi juga simbol harapan — bahwa dunia tanpa TPPO bukan sekadar impian, melainkan tujuan bersama.
Sumber : Humas Polri