Regalia News – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menegaskan kesiapan Kabupaten Natuna untuk menjadi pintu gerbang ekspor-impor di kawasan perbatasan. Hal itu ia sampaikan saat Rapat Koordinasi Ekspor-Impor di Gedung Daerah Provinsi Kepri, Senin (25/8/2025).
Ansar menjelaskan, langkah ini berawal dari usulan Bupati Natuna yang melihat kebutuhan mendesak masyarakat akan pasokan bahan pokok melalui jalur impor. Pemerintah kemudian menetapkan Pelabuhan Selat Lampa sebagai lokasi kegiatan ekspor-impor.
“Alhamdulillah, sudah ditetapkan Pelabuhan Selat Lampa sebagai lokasi. Ke depan kita juga berharap bisa melaksanakan ekspor dari sana,” kata Ansar.
Dorong Dukungan Pusat
Dalam arahannya, Ansar menekankan pentingnya dukungan pemerintah pusat, khususnya kebijakan afirmatif untuk daerah perbatasan. Tanpa itu, sulit menjamin ketersediaan barang pokok sekaligus menekan inflasi.
Ia juga mengingatkan pertumbuhan ekonomi Kepri yang tercatat 7,14 persen pada triwulan II—tertinggi di Sumatera dan ketiga nasional—tidak akan berdampak nyata bagi masyarakat jika stabilitas harga kebutuhan pokok tidak terjaga.
“Ekspor-impor adalah solusi nyata agar pertumbuhan ekonomi benar-benar dirasakan masyarakat,” tegasnya.
Harap Selat Lampa Beroperasi Penuh
Ansar berharap Pelabuhan Selat Lampa segera difungsikan penuh dengan dukungan fasilitas karantina, imigrasi, dan bea cukai.
“Kalau bicara pelabuhan internasional, semua fasilitas itu harus lengkap. Lebih cepat lebih baik,” ujarnya.
Natuna Sebagai Hub Distribusi
Bupati Natuna Cen Sui Lan menambahkan, dengan jumlah penduduk sekitar 80 ribu jiwa, impor hanya untuk kebutuhan lokal tidak akan menarik bagi vendor. Karena itu, Natuna didorong menjadi hub distribusi barang ke wilayah lain seperti Kalimantan dan Sulawesi.
Sementara itu, perwakilan PT Eco Batam Indonesia menilai pembukaan jalur langsung ke Natuna akan memangkas biaya logistik. Jarak Natuna–Tiongkok hanya 2.300 km, sedangkan jalur memutar lewat Jakarta, Surabaya, lalu Batam bisa mencapai 10.000 km.
Selain impor, potensi ekspor komoditas lokal seperti kelapa, pinang, pisang, dan hasil pertanian ke Tiongkok dan Singapura juga cukup besar.
Komitmen Bersama
Rencana ini turut didukung Bea Cukai Tanjungpinang, KSOP Kelas II Tanjungpinang, serta Balai Karantina Pertanian yang siap mempermudah regulasi dan perizinan.
Ansar menutup dengan ajakan bergerak cepat.
“Mari kita susun langkah konkret agar Pelabuhan Selat Lampa benar-benar menjadi gerbang ekspor-impor Natuna dan mendukung kesejahteraan masyarakat perbatasan,” pungkasnya.
Rapat turut dihadiri Kepala Barenlitbang Provinsi Kepri Aries Fhariandi, Kepala Disperindag Kepri Novianto, Kepala Diskominfo Kepri Hendri Kurniadi, jajaran OPD Natuna, Kepala Kantor Bea Cukai Tanjungpinang Joko Pri Sukmono Dwi Widodo, perwakilan KSOP, Balai Karantina, serta PT Eco Batam Indonesia.
Sumber : Diskominfo