Regalia News — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan pentingnya membangkitkan kembali semangat multilateralisme dan memperkuat kemitraan ekonomi negara‑negara berkembang dalam sesi kedua KTT BRICS 2025, Minggu, 6 Juli 2025. presidenri.go.id
Poin‑poin utama
- Menghidupkan kembali multilateralisme
- Prabowo menilai dunia kian multipolar dan memerlukan arsitektur kerja sama baru agar tetap inklusif serta adil bagi Global South. presidenri.go.id
- Penguatan New Development Bank (NDB)
- Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Indonesia siap menjadi anggota aktif NDB agar dapat mengakses pembiayaan proyek hijau serta infrastruktur berkelanjutan. Saat ini NDB membiayai 120 proyek senilai ± US$ 39 miliar. presidenri.go.id
- Keseriusan Indonesia bergabung sudah diumumkan sejak Maret 2025, saat Presiden Prabowo menerima Presiden NDB Dilma Rousseff di Jakarta. reuters.com
- Usulan “South‑South Economic Compact”
- Presiden mengajukan inisiatif baru agar BRICS menjadi motor integrasi rantai pasok dan akses perdagangan lebih luas bagi negara global south. cnbcindonesia.com
- Fokus tema sesi
- Para pemimpin membahas “Strengthening Multilateralism, Economic‑Financial Affairs, and Artificial Intelligence” dalam rangkaian KTT ke‑17 BRICS yang digelar 6‑7 Juli 2025 di bawah presidensi Brasil. en.wikipedia.org
Kutipan kunci
“Kemitraan ekonomi negara berkembang menjadi sangat penting—pemanfaatan New Development Bank harus ditingkatkan.”
— Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian presidenri.go.id
“Kami mengusulkan South‑South Economic Compact agar BRICS dapat menjadi motor yang memberikan akses lebih luas bagi negara‑negara global south.”
— Arrmanatha Nasir, Wamenlu cnbcindonesia.com
Latar belakang singkat BRICS 2025
- Tanggal & lokasi: 6‑7 Juli 2025, Rio de Janeiro, Brasil
- Tema besar: Inclusive and Sustainable Global South
- Keanggotaan baru (sejak 2024): Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab
- Prioritas Brasil selaku ketua: Reformasi arsitektur keuangan global, transisi energi, dan tata kelola AI. en.wikipedia.org
Dampak bagi Indonesia
- Akses pendanaan hijau: Keanggotaan NDB membuka peluang proyek energi bersih, jaringan listrik cerdas, dan transportasi hijau.
- Diversifikasi rantai pasok: South‑South Economic Compact berpotensi mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional dan mendorong integrasi manufaktur di Asia‑Afrika‑Amerika Latin.
- Diplomasi nilai tambah: Posisi aktif di BRICS memperkuat pengaruh Indonesia dalam agenda reformasi tata kelola global.