Regalia News — Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya penegakan hukum yang berkeadilan, berintegritas, dan berlandaskan hati nurani.
Hal tersebut disampaikan Kepala Negara saat menyaksikan penyerahan uang pengganti kerugian negara sebesar Rp13,255 triliun.
Dalam perkara tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya dari Kejaksaan Agung kepada Kementerian Keuangan, di Gedung Utama Kompleks Kejaksaan Agung RI.
Presiden Prabowo mengapresiasi jajaran Kejaksaan Agung atas keberhasilan mengembalikan kerugian negara tersebut. Namun, ia mengingatkan agar semangat penegakan hukum selalu disertai rasa kemanusiaan dan keadilan sosial, terutama bagi rakyat kecil.Jakarta, Senin (20/10).
Berbuatlah yang terbaik untuk bangsa, negara, dan rakyatmu. Harta yang didapat dengan mengorbankan rakyat adalah harta yang haram.
“Rezeki yang tidak baik ujungnya akan membawa ketidakbaikan bagi siapapun,” tegas Presiden.
Kepala Negara menekankan bahwa hukum tidak boleh diterapkan secara tebang pilih. Aparat penegak hukum, baik jaksa, polisi, maupun hakim, diminta menggunakan nurani serta menjauhi praktik yang merugikan masyarakat kecil.
“Penegak hukum harus punya hati. Jangan tumpul ke atas, tajam ke bawah. Itu zalim dan jahat. Orang kecil, orang lemah harus dibela,” ujarnya.
Presiden Prabowo juga mengingatkan para pengusaha agar tidak menipu negara. Pemerintah, katanya, akan menindak tegas setiap pelanggaran hukum yang merugikan rakyat.
“Kalau para pengusaha serakah mengira bisa terus menipu bangsa sebesar Indonesia, mereka salah besar. Kita masih kuat dan bertekad menegakkan kedaulatan demi rakyat,” ujar Presiden.
Presiden menilai penyerahan uang pengganti senilai Rp13,25 triliun itu menjadi tanda baik bertepatan dengan satu tahun masa pemerintahannya. Ia mengajak seluruh elemen bangsa bersatu menjaga kekayaan nasional.
“Bangsa Indonesia sangat kaya. Jika dikelola dengan baik dan penuh keberanian, Indonesia akan cepat bangkit. Saya yakin itu,” pungkasnya.
Sumber : Setkab RI