Regalia News – Kementerian Pertanian (Kementan) terus menunjukkan hasil nyata dari kerja lapangan di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Di tengah tantangan perubahan iklim dan tekanan pangan global, Kementan berhasil menjaga bahkan meningkatkan produksi beras nasional hingga mendapatkan pengakuan dari lembaga internasional. Capaian ini menandai langkah besar Indonesia menuju swasembada beras dalam waktu dekat.
Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia mencapai 33,19 juta ton pada periode Januari–November 2025, atau naik 12,62 persen dibanding tahun 2024. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Capaian tersebut dipaparkan dalam Forum Tematik Bakohumas Kementerian Pertanian 2025 di Kebun Percobaan Muara, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/10/2025).
Acara yang dikemas dalam talkshow Tani On Stage bertajuk “Bicara Padi, Bicara Swasembada Beras” ini juga menampilkan demonstrasi alat dan mesin pertanian (alsintan) serta panen padi sebagai bukti transformasi sektor pertanian yang tengah berlangsung.
“Alhamdulillah, swasembada sudah di depan mata. Insyaallah Desember kita akan deklarasikan swasembada beras. Produksi kita, khususnya beras, mencapai angka tertinggi dalam tujuh tahun terakhir,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Moch. Arief Cahyono.
Arief menegaskan, keberhasilan ini tidak lepas dari kepemimpinan Mentan Amran dan kolaborasi lintas sektor yang solid.
“Pak Mentan sangat memahami persoalan pertanian. Ini hasil kerja bersama — dari petani, kementerian dan lembaga terkait, BUMN pangan, hingga TNI-Polri. Luar biasa kerja kolektifnya,” tambahnya.
Menurut Arief, sejak awal 2025 Kementan telah menjalankan strategi besar seperti optimalisasi lahan, cetak sawah baru, pompanisasi, perbaikan irigasi, modernisasi pertanian, serta kebijakan harga gabah dan pupuk bersubsidi yang menguntungkan petani.
“Kami dorong intensifikasi, dari yang semula satu kali tanam menjadi dua hingga tiga kali setahun. Penggunaan alsintan juga makin masif, membuat petani lebih efisien. Ini yang mendorong lonjakan produksi,” paparnya.
Kinerja pertanian Indonesia juga mendapat pengakuan global. Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) memperkirakan produksi beras Indonesia pada 2025 mencapai 34,6 juta ton.
Sementara FAO menempatkan Indonesia sebagai negara kedua dengan pertumbuhan produksi beras tercepat di dunia dengan proyeksi 35,6 juta ton.
“Dunia mengakui kemajuan kita. Indonesia kini menghentikan impor beras — pencapaian besar di era Presiden Prabowo. Ini hasil kerja keras Kementan dan petani Indonesia,” tegas Arief.
Selain peningkatan produksi, stok cadangan beras pemerintah (CBP) juga meningkat menjadi 4,2 juta ton, diikuti kenaikan nilai tukar petani (NTP) yang kini mencapai 124,36.
“Kesejahteraan petani meningkat, salah satunya berkat kebijakan revolusioner Presiden Prabowo yang menaikkan HPP gabah menjadi Rp6.500 per kilogram GKP di tahun 2025,” imbuhnya.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Media Massa Kementerian Komunikasi dan Digital, Molly Prabawaty, mengapresiasi capaian Kementan yang dianggap mencerminkan kemandirian bangsa.
“Sebagaimana pesan Bung Karno, bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu berdiri di atas kaki sendiri. Swasembada beras adalah wujud nyata dari kemandirian itu. Tugas kita adalah menyebarkan semangat ini ke seluruh pelosok negeri,” ujarnya.
Sumber : Kementerian Pertanian