Regalia News — Generasi muda, khususnya Generasi Z (Gen Z), dinilai memiliki peran strategis dalam mendukung sistem pertahanan negara berbasis semesta atau Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Hal ini disampaikan langsung oleh Pangkogabwilhan I Letjen TNI Kunto Arief Wibowo dalam rangkaian kegiatan pembinaan di berbagai wilayah Indonesia.
Menurutnya, Gen Z adalah “generasi potensi” yang harus dipersiapkan sebagai komponen cadangan dan pendukung pertahanan negara, melalui penguasaan teknologi, penguatan ideologi, serta kebugaran jasmani. Pendekatan ini menyelaraskan visi pembangunan nasional, termasuk Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dan Asta Cita.
“Pembangunan bangsa bukan hanya tentang infrastruktur, tapi juga pembangunan manusia yang kuat secara jasmani, tangguh secara ideologi, dan cakap secara teknologi,” ujar Letjen Kunto.
Apa Itu Sishankamrata?
Sishankamrata adalah konsep pertahanan Indonesia yang melibatkan seluruh elemen bangsa — rakyat, wilayah, dan sumber daya nasional — secara menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan. Sistem ini bersumber dari Pasal 30 UUD 1945 dan UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Sishankamrata dibangun atas tiga pilar utama:
- Komponen Utama: TNI sebagai kekuatan inti pertahanan negara.
- Komponen Cadangan: Warga sipil yang telah dilatih dan siap dimobilisasi.
- Komponen Pendukung: Warga negara dan sumber daya yang mendukung secara tidak langsung, seperti teknologi, logistik, hingga komunikasi.
Peran Gen Z di Era Digital dan Informasi
Letjen Kunto menekankan pentingnya partisipasi aktif Gen Z, tidak hanya sebagai penerima manfaat pembangunan, tetapi sebagai agen perubahan. Ia menyebutkan sejumlah program strategis, seperti pengembangan Battlefield Management System (BMS), yang sangat relevan dengan kemampuan Gen Z dalam teknologi informasi.
“Bela negara adalah hak sekaligus kehormatan. Gen Z harus mengambil peran, bukan sekadar menjadi penonton sejarah,” tegasnya.
Pendidikan dan Kebugaran Jadi Kunci
Selain penguasaan teknologi, aspek jasmani juga menjadi perhatian. Melalui pendekatan DBON, generasi muda dibina untuk memiliki fisik yang kuat, disiplin, dan siap menghadapi tantangan zaman — baik dalam konteks pertahanan militer maupun non-militer seperti ancaman siber, ideologi transnasional, hingga krisis iklim.
Kolaborasi Lintas Sektor dan Tantangan Global
Letjen Kunto juga mendorong kolaborasi antara sektor pendidikan, sosial, budaya, dan ekonomi, guna menanamkan nilai-nilai bela negara dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, kolaborasi ini akan membentuk generasi tangguh yang siap menghadapi bentuk penjajahan baru di era globalisasi dan digitalisasi.
“Jangan ragu untuk jadi bagian dari solusi bangsa,” katanya, mengajak Gen Z untuk bangkit dan aktif berkontribusi.
Bela Negara, Tanggung Jawab Bersama
Lebih dari sekadar slogan, konsep Sishankamrata adalah tanggung jawab kolektif. Letjen Kunto menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa — sebuah kehormatan yang tak bisa digantikan.
Editor: Abdullah
Sumber:Divianews
Catatan Penutup:
Pesan ini bukan hanya ajakan, melainkan pengingat bahwa masa depan Indonesia ada di tangan generasi muda. Dalam dunia yang terus berubah, Gen Z dituntut tidak hanya adaptif, tapi juga berani mengambil posisi strategis demi kejayaan bangsa.