Regalia News – Implementasi Outcome Based Education (OBE) masih menjadi tantangan utama di dunia pendidikan tinggi Indonesia. Menjawab persoalan ini, SEVIMA bekerja sama dengan LLDIKTI Wilayah XV dan Politeknik Pariwisata Bali menggelar Executive Workshop bertajuk “From Outcome to Outshine: Kupas Tuntas Kurikulum OBE untuk Memimpin Kampus Menuju Kelas Dunia”, yang berlangsung di Prime Plaza Hotel Sanur, Denpasar, Kamis (6/11/2025).
Kegiatan ini diikuti ratusan rektor dan pimpinan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia, menghadirkan empat narasumber utama:
- Prof. Dr. Adrianus Amheka, M.Eng. (Kepala LLDIKTI Wilayah XV)
- Dr. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes. (Direktur Politeknik Pariwisata Bali)
- Endang Kusmana, M.M., Ak., CA. (Direktur Politeknik Negeri Ketapang 2018–2022)
- Prof. Wahyudi Agustiono, M.Sc., Ph.D. (Guru Besar Universitas Trunojoyo Madura & Customer Strategic Manager SEVIMA)
Tantangan Penerapan OBE di Kampus
Meski telah digaungkan sejak kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), banyak perguruan tinggi masih kesulitan menerjemahkan konsep OBE ke praktik pembelajaran. Permasalahan umum mencakup belum sinkronnya Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) dengan profil lulusan, pemetaan mata kuliah yang belum tepat, hingga lemahnya sistem evaluasi berbasis capaian.
“Masih banyak kampus yang memahami OBE sebatas dokumen administratif. Padahal OBE adalah perubahan paradigma dari sekadar mengajar menjadi menjamin hasil belajar mahasiswa sesuai standar global,” ujar Prof. Wahyudi, Selasa (4/11/2025).
Tantangan lain datang dari keterbatasan sumber daya dosen dan infrastruktur digital, terutama di wilayah 3T. Menurut Endang Kusmana, digitalisasi menjadi kunci sekaligus tantangan. “Kampus di daerah harus kreatif menggunakan teknologi terbuka. Digitalisasi bukan semata alat, tapi budaya baru dalam tata kelola akademik,” ujarnya.
Sinergi Lintas Stakeholder
Kepala LLDIKTI Wilayah XV, Prof. Adrianus Amheka, menegaskan bahwa transformasi kurikulum berbasis OBE membutuhkan kolaborasi antarkampus, lembaga, dan industri. “OBE bukan pekerjaan satu program studi. Ini proyek institusional yang memerlukan kolaborasi dosen, pimpinan, dan dunia usaha,” katanya.
Ia menambahkan, pendekatan OBE memungkinkan kampus menyiapkan lulusan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga adaptif terhadap perubahan industri. “Kita tidak lagi bicara berapa lama mahasiswa kuliah, tetapi apa yang benar-benar mereka kuasai setelah lulus,” tegasnya.
Sementara itu, Dr. Ida Bagus Putu Puja menyoroti pentingnya kemitraan dengan industri. “OBE tidak bisa dilepaskan dari kolaborasi. Kami menggandeng mitra global agar mahasiswa belajar sesuai standar internasional dan siap kerja,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya feedback loop dari dunia kerja agar CPL kampus selalu relevan.
Peran Digitalisasi dalam OBE
Berdasarkan evaluasi SEVIMA terhadap ratusan kampus mitra, sekitar 60 persen perguruan tinggi masih kesulitan menyusun mapping CPL ke Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Banyak yang masih berfokus pada pengisian dokumen akreditasi, bukan implementasi pembelajaran berbasis hasil.
Sistem digital seperti SIAKAD Cloud dan integrasi dengan PDDIKTI Feeder disebut sebagai solusi percepatan penerapan OBE. Platform tersebut memungkinkan kampus memantau capaian pembelajaran mahasiswa secara terukur dan berkelanjutan.
Prof. Wahyudi menegaskan, “CPL yang baik adalah yang terus hidup — ia berubah mengikuti zaman.”
Langkah Strategis Implementasi OBE
Dalam sesi diskusi, para narasumber merumuskan empat langkah praktis bagi kampus yang ingin mempercepat transformasi OBE:
- Menetapkan profil dan CPL yang realistis serta terukur.
- Memetakan mata kuliah dan bobot SKS berdasarkan CPL.
- Mengintegrasikan sistem akademik digital untuk memantau hasil belajar.
- Melakukan evaluasi rutin bersama dunia kerja dan alumni.
Komitmen SEVIMA: Dari Outcome ke Outshine
Workshop ini merupakan bagian dari rangkaian Executive Series SEVIMA yang telah berlangsung di berbagai kota sejak 2023. Program ini bertujuan memperkuat kapasitas pimpinan kampus dalam merancang kebijakan berbasis hasil dan mutu.
Melalui tagline “From Outcome to Outshine”, SEVIMA mendorong perguruan tinggi tidak hanya berorientasi pada pencapaian akademik, tetapi juga pada outcome yang berdampak: lulusan unggul, riset produktif, dan reputasi internasional.
Tentang SEVIMA
Sentra Vidya Utama (SEVIMA) merupakan perusahaan Educational Technology (EdTech) terbesar di Indonesia dengan lebih dari 1.200 perguruan tinggi mitra dan 3,5 juta pengguna aktif. Berdiri sejak 2004, SEVIMA dikenal melalui produk seperti SIAKAD Cloud, SEVIMA Platform, dan Feeder Integration yang mendukung digitalisasi kampus dari penerimaan mahasiswa baru hingga akreditasi.
Sumber : Humas Komunitas Pendidikan & Edutech SEVIMA

