Regalia News — Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah menyambut kunjungan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dan Kepala BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) Ahmad Haikal Hasan di Desa Wisata Pulau Penyengat.
Lis menyebut, kunjungan tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi Pulau Penyengat sebagai destinasi wisata unggulan yang memadukan nilai sejarah, budaya, dan potensi ekonomi masyarakat.Kamis (16/10).
“Pulau Penyengat bukan hanya warisan sejarah, tapi juga ruang hidup masyarakat yang terus berkembang. Kami ingin memastikan pengembangan wisata di sini tetap memberi manfaat langsung bagi warga,” ujar Lis.
Ia berharap, pemberian sertifikasi halal bagi pelaku UMKM dapat membuka peluang pasar yang lebih luas sekaligus memperkuat identitas Pulau Penyengat sebagai destinasi wisata budaya dan religi.
“Dengan dukungan pemerintah pusat dan provinsi, kami optimistis Pulau Penyengat akan menjadi contoh bagaimana sejarah, budaya, dan ekonomi bisa berjalan beriringan,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menegaskan bahwa sektor pariwisata masih menjadi salah satu penggerak utama ekonomi daerah. Menurutnya, Kepri kini berada di posisi tiga besar nasional dalam jumlah kunjungan wisatawan, khususnya mancanegara.
“Tahun 2019 kunjungan wisatawan mancanegara hampir 2,8 juta orang. Saat pandemi turun drastis, namun kini perlahan bangkit. Hingga Agustus lalu tercatat 1,27 juta kunjungan, dan kita optimistis hingga akhir tahun bisa tembus dua juta,” kata Ansar.
Ia menambahkan, pengembangan destinasi wisata terus digerakkan di seluruh wilayah Kepri sesuai potensi masing-masing, termasuk Pulau Penyengat yang memiliki nilai historis dan kultural tinggi.
“Dari pulau inilah lahir cikal bakal bahasa Indonesia. Banyak karya monumental ditulis di sini, termasuk Gurindam 12. Karena itu Pulau Penyengat bukan hanya kebanggaan Kepri, tapi juga aset nasional,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menilai Pulau Penyengat memiliki kekayaan historis, kultural, dan religius yang berpadu dengan kehidupan masyarakatnya. Lokasi ini dinilainya sangat tepat sebagai simbol penguatan pariwisata halal di Indonesia.
“Pulau Penyengat mencerminkan kekayaan budaya dan nilai-nilai keislaman yang tumbuh selaras dengan ekonomi masyarakat. Ini menjadi dasar kuat bagi pengembangan wisata halal yang berkelanjutan,” ujar Widiyanti.
Ia mengapresiasi kolaborasi antara BPJPH, Pemerintah Provinsi Kepri, Pemerintah Kota Tanjungpinang, dan masyarakat Pulau Penyengat yang menunjukkan semangat gotong royong dalam membangun potensi wisata dan ekonomi kreatif.
“Sinergi seperti ini penting untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global sebagai destinasi pariwisata yang ramah muslim,” katanya.
Kunjungan Menparekraf dan Kepala BPJPH di Desa Wisata Pulau Penyengat turut dihadiri unsur Forkopimda se-Kepri, pejabat Pemerintah Provinsi Kepri, serta Pemerintah Kota Tanjungpinang.
Dalam kesempatan itu, juga diserahkan sertifikat halal kepada 438 pelaku UMKM di Pulau Penyengat, sebagai bagian dari program Presiden Prabowo Subianto yang memberikan kemudahan bagi satu juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia untuk memperoleh sertifikasi halal tanpa biaya.
Sumber : Diskominfo